Popular Post

Archive for 2010

By : allan's daily
            "Eriiiiinn, aduh, kamu udah gede aja ya... padahal dulu itu kamu kecil lho.. imut-imut. sekarang udah jadi gadis manis begini. ayo masuk" lanjut wanita itu sambil merangkul gue dan mengajak gue duduk.
            "gimana Rik? kamu udah ngomong belom sama mas yanto soal erin?" tanya om Ridwan memulai perbincangan.
             "udah kok. dan  mas yanto sudah setuju soal Erin. biarin Erin nemenin aku disini. abisnya satu keluarga cowok semua sih. sepi banget aku cewek sendiri."
             " ya udah kalo gitu. aku juga nggak bisa lama-lama disini. ada klien nunggu. Erin, kamu baik-baik disini ya. Rika tolong jaga Erin ya!" ucap Om Ridwan sambil pamit pulang. 

                   setelah Om ridwan pergi entah kenpa gue jadi ngerasa grogi. tinggal dirumah orang yang belom pernah gue kenal sebelumnya sama sekali buka rencana hidup gue. tapi tante dengan penuh sukacita mau menyambut gue. Ia tersenyum lembut sekali. membuat perasaan gue agak tenang. ah, bukan.. senyumannya membuat gue merasa diterima.
              " kak Tina beruntung punya anak semanis kamu. oh-iya, nama lengkap kamu siapa Rin?" ujar tante sambil menuntun gue menuju kamar tidur. untuk ukuran rumah diatas toko, rumah ini luas juga.
              "hmm.. Erina Amrosia tan.. nama yang aneh yah?"
              "enggak, mamamu emang suka nama-nama yang kayak begitu. tau nggak, tadinya kamu mau di kasih nama apa? Elwing Quensya Resayya... hahahahaha.. namamu itu unik" kata tante Rika sambil membuka koper gue. keliatannya sih mau bantuin gue beresin barang.               "Aduuhh... nggak usah tante! aku bisa ngerjain sendiri kok!"
              " nggak pa-pa ko. kamu kan cape setelah perjalanan jauh. bandung-jakarta."
              " hng.. nggak jauh juga kok tan. cuma 3 jam perjalanan. aku bisa sendiri ko..." gue merasa nggak enak.





ability with you

By : allan's daily
BAB 1









Sudut Pandang Erin......

          Hari itu bener-bener suram. Di Rumah Gue jl.Buah Batu no.16 Bandung, banyak banget orang yang hilir mudik mengucapkan bela sungkawa. Mungkin ini dikarenakan bendera kuning yang tertancap di depan rumah. Nyokap gue meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Itu terjadi baru tadi pagi. Orang yang gue panggil "ibu" itu, memaksa menjemput gue  dari sekolah dengan mobil yang susah payah Ia dapatkan. Dan.. ia malah kecelakaan terus meninggal dunia. Gue sempet bicara dengannya waktu ia masih di UGD. Lalu dengan entengnya Ia cuma bilang.
                     " Ini Sih gak masalah. hehehe. kamu harus bisa jaga diri" hal yang nggak perlu Ia bilang gue juga udah tau.           

          Pemakaman berlangsung dengan hikmat. Gue melihat dengan jelas jenazah nyokap di kebumikan. hati gue teriris, menjerit seakan nggak rela melepas jenazah itu pergi. Tetapi setetes airmata pun tak kunjug keluar ari pelupuk mata gue. Hanya berdiam melihat prosesi itu dilaksanakan. Tanpa sadar semuanya udah selesai. Dan sekarang gue bener-bener sendirian. Diri ini duduk di sofa ruang tamu. Menunggu seseorang yang dengan suka rela mau megadopsi gue. Karena sekarang gue bener-bener sendirian. Sebelum ini, bokap gue meninggal dunia pada saat gue berumur 12 tahu karena sakit. Di dunia fana ini, gue sendirian.
                   " Rumah ku terlalu kecil. kalian tahu kan?" Sela salah satu saudara gue. Kelihatannya Ia keberatan banget gue tinggal dirumahnya.
                   " Hei... kalo di rumahku udah ada lima orang anak! nggak mungkin di tambah lagi kan? mau tidur dimana dia" kata seseorang lagi. Gue sih ngerti, keapa mereka semua nggak mau menerima gue. setiap orang unya masalah. dan sebenernya gue nggak mau ngebebanin mereka. Apalagi hubungan gue dan mereka nggak terlalu deket. selama ini gue cuma tinggal berdua sama 'ibu'. Dan mereka sama sekali nggak mau jengukin gue ama 'ibu' waktu dulu. 'ibu' memang nggak bisa akrab sama saudara ayah.
                   "ok-ok.. tadi saya mendapatkan kabar dari Rika, saudara satu-satunya almh.Tina yang ada di Jakarta. Katanya mereka bersedia merawat Erin disana. Kamu mau kan Rin tinggal di Jakarta?" Tanya Om Ridwan, kakaknya ayah. Cuma orang ini yang gue kenal diantara saudara-saudara ayah yag lainnya. Om Ridwan emang baik dan selalu mampir untuk ngeliat keadaan gue dan 'ibu'. Gue mengangguk pelan tanda setuju. Hanya itu yang mampu gue lakukan untuk menjawab om Ridwan. Bener-bener nggak mampu ngomong apa-apa lagi. Terserah jadinya mau gimana...

Erina Amrosia

Ternyata omongan om Ridwan nggak main-main. esoknya gue langsung dianterin om ridwan ke Jakarta. Rumah ang di bandung sementara di kosongin dulu sampe gue balik lagi kesana. Rasanya nggak enak juga kalo begini. Nggak enak kalo numpang di rumah orang. Apalagi orang uang belum gue kenal dengan baik.
          "Er.. kamu bakal tinggal di rumahnya om yanto. suaminya tante Rika. tante rika itu adik angkat ibu kamu." jelas om Ridwan saat di perjalanan.
          "mereka kok mau ngadopsi saya om? kan saya nggak punya hubungan darah sama tante Rika."
          "soalnya, tante Rika itu berhutang budi banget sama almh.ibu kamu. tante Rika itu yaim piatu, dan yang mengadop tante rika dulu ya almh.ibunu. almh.ibumu mengurus semua biaya pendidikan tante Rika sekaligus semua keperluannya. Ah, kejadian itu sebelum kamu lahir. kemarin juga kan tante rika ke bandung untuk melayat. cuma kamu lagi tidur. jadi nggak bisa ngeliat tante rika and keluarganya deh.." jelas m ridwan sekali lagi. gue emang nggak tau banyak tentang saudara gue yang dari 'ibu'. setau gue malah 'ibu' ggak punya saudara.
               setelah 3 jam perjalanan akhirnya gue sampai juga di kediaman tante Rika. Tapi aneh, yang ada di hadapan gue sekarang adalah bangunan toko yang di etalasenya memajang baju-baju remaja yang keren abis. emang sih, om ridwan pernah bilang kalo tante punya usaha dibidang busana. tapi gue nggak nyangka kalo rumahnya ada di dalem toko begini. Gue dan om ridwan memasuki toko yag di display sempurna itu. kami menaiki anak tangga unik di belakang kasir. su penjaga kasir tersenyum menyambutku dan om ridwan. ternyata rumah induk memang ada di lantai 2. ketika om ridwan membuka pintu coklat besar berukir itu terlihatlah wanita separuh baya menyambut kami.
               "akhirnya dateng juga.." wanita itu tersenyum ramah. untuk ukuran ibu-ibu, wanita ini cantik banget. kalo dilihat dari face sih, mirip banget sama cut mini. gue tersenyum melihat wanita itu.


ke post selanjutnya...
yohoho
Tag : ,

MENGIRIM NASKAH NOVEL KE PENERBIT

By : allan's daily

SEPT,03,2010
for everyone

Untuk penulis pemula, biasanya setelah menyelesaikan naskah novelnya, mereka suka kebingungan bagaimana cara mengirim naskah novel tersebut ke penerbit dan juga ke mana.
Berikut ini adalah uraian singkat agar naskah novel bisa sampai ke tangan penerbit dengan aman dan tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.


  1. Bila anda sama sekali baru dan hendak mengirimkan naskah novel ke penerbit, siapkan print out NOVEL yang disertai dengan SINOPSIS PENDEK, kalau bisa dilengkapi DAFTAR KELEBIHAN NASKAH NOVEL ANDA DIBANDINGKAN NOVEL YANG BEREDAR DI PASARAN, SEGMEN PASAR YANG DITUJU; ANAK-ANAK, REMAJA atau DEWASA, dan jangan lupa BIODATA singkat dilengkapi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Ini akan mempermudah pihak penerbit membaca naskah anda, karena mereka tidak perlu ngeprint. Saya menyarankan untuk tidak mengirim soft copy via internet karena selain membuat penerbit lebih ribet kalau mau membacanya, juga untuk menghindari penyalahgunaan naskah anda. Soft copy atau file baru anda serahkan kalau naskah anda dinyatakan akan diterbitkan.


  1. Bila anda mengirimkannya lewat pos atau ekspedisi pengiriman, pastikan anda mengisi semua daftar kolom isian untuk pengirim dan penerima. Hal ini untuk melacak bila terjadi sesuatu dengan naskah anda. Misalnya, naskah anda tidak sampai ke tujuan.


  1. Bila anda hendak menyerahkannya langsung pada penerbit, mintalah tanda bukti penyerahan naskah dan tanyakan kepada siapa anda mengurus follow up naskah anda tersebut dan berapa lama anda akan dapat kabar. Biasanya lebih kurang 3-6 bulan. Makin besar penerbit yang anda tuju, makin lama pula waktu untuk menerima kabar diterima atau ditolak.


  1. Bagi yang sudah terbiasa menulis atau bekerja sama dengan penerbit tentu tidak masalah untuk mengirimkan via email karena cepat dan mudah, dan lebih praktis. Kemungkinan untuk disalahgunakan juga kecil karena sudah saling kenal.


  1. Kalau anda sudah mengirimkan naskah, selama tiga bulan tidak ada kabar, tanyakan tentang naskah tersebut. Ada penerbit yang kadang-kadang sudah tahu jawaban penolakan, tapi karena banyaknya pengiriman surat penolakan itu biasanya dibarengkan dengan penolakan naskah-naskah lainnya. Jadi, kalau sudah tiga bulan anda menanyakan dan dapat kabar penolakan, anda bisa menawarkan naskah tersebut ke penerbit lain.


  1. Apakah etis menyerahkan/mengirimkan satu naskah ke beberapa penerbit yang berbeda-beda dalam satu waktu? Jawabannya, bisa beragam. Namun menurut saya pribadi, tidak etis. Lebih baik mengirimkan naskah ke satu penerbit lebih dulu baru ketika ditolak, anda bisa tawarkan ke penerbit lain. Lebih ribet juga kalau misalnya anda menyerahkan kedua penerbit sekaligus, beruntung kalau keduanya menolak, anda bisa menawarkan ke penerbit yang lain; bagaimana kalau keduanya berniat menerbitkan? Bagaimana anda akan bicara kepada keduanya? Tidak mudah kan?
Dan kalau salah satu penerbit itu tahu alasan anda menariknya, kemungkinan penerbit akan memblack list nama anda karena mereka sudah susah payah capek hilang waktu untuk membaca, mutusin terbit tapi anda kemudian menolaknya karena anda lebih memilih penerbit lain. Jadi, lebih baik ke satu penerbit dulu bila dalam waktu tiga bulan tidak ada jawaban, tanyakan apa anda bisa menariknya kembali untuk ditawarkan ke penerbit lain. Itu lebih mudah diterima.


  1. Apakah benar ada penyalahgunaan naskah yang dikirim dikatakan tidak diterbitkan lalu diolah, diubah sana sini lalu diterbitkan dengan nama lain? Selama ini, kasus seperti itu jarang terjadi. Karena menulis itu sulit, mengubah segala sesuatu juga sulit. Waspada dan hati-hati memang perlu, tapi tidak perlu takut. Biasanya naskah yang ditolak dikembalikan bila disertai perangko yang cukup, tapi bila tidak dalam waktu setahu akan dihancurkan.


  1. Ke mana dikirimkan? Ada banyak penerbit di Indonesia, anda bisa mencari sendiri alamat-alamat penerbit dan melihat jenis buku terbitannya di toko-toko buku, untuk melihat apakah jenis tulisan anda cocok untuk anda kirimkan ke penerbit tersebut.
Berikut ini adalah alamat beberapa penerbit, anda bisa browsing ke sana untuk melihat alamat dan contac personnya;
GRASINDO   www.grasindo.co.id
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA  www.gramedia.com
GAGAS MEDIA  www.gagasmedia.net

Selamat menulis dan mengirimkan naskah. Semoga bermanfaat.

talk less japanese

By : allan's daily
Yang Umum diucapkan di Awal Pembicaraan

[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] "selamat pagi"
[JAP] Konnichiwa
[INA] "selamat siang"

[JAP] Konbanwa
[INA] "selamat malam"
[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] "mohon bimbingannya" / "mohon bantuannya"

--> (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)


[JAP] O genki desu ka?
[INA] "Apakah Anda sehat?"


[JAP] O kage desu
[INA] "Saya sehat-sehat saja."
--> (digunakan untuk menjawab "O genki desu ka?")


[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] "Cuaca hari ini bagus, bukan?"


[JAP] Youkoso!
[INA] "Selamat datang!"


[JAP] Moshi-moshi...
[INA] "Halo..." (berbicara lewat telepon)

Yang umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung


[JAP] Hai
[INA] Ya

--> (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)

 
[JAP] Iie
[INA] "Tidak"

--> (kebalikannya "hai")

 
[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] "Terima kasih"

--> (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan "terima kasih banyak")

 
[JAP] Gomen na sai
[INA] "Mohon maaf"

 
[JAP] Sumimasen
[INA] "Permisi"

--> (bisa juga diterapkan untuk minta maaf, tapi (umumnya) dalam kadar yang lebih ringan daripada "gomen na sai")

 
[JAP] Zannen desu
[INA] "sayang sekali" / "amat disayangkan"

 
[JAP] Omedetto, ne
[INA] "Selamat ya"

--> (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)

 
[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] "jangan" / "sebaiknya jangan"

 
[JAP] Suteki desu ne
[INA] "Bagus ya..." / "indah ya..."

--> (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. 'hari yang indah')

 
[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] "Hebat!"

 
[JAP] Sou desu ka
[INA] "Jadi begitu..."

--> (menyatakan pengertian atas suatu masalah)

 

[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] "(saya) tidak apa-apa" / "(saya) baik-baik saja"


...




Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda



[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.
[INA] "Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat."

 
[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] "Tolong ucapkan sekali lagi."

 
[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] "Tolong ucapkan dengan lebih jelas."


Untuk Mengakhiri Pembicaraan


[JAP] Sayonara
[INA] "Selamat tinggal"

 
[JAP] Mata aimashou
[INA] "Ayo bertemu lagi kapan-kapan"

 
[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] "Sampai jumpa"

 
[JAP] Mata ashita
[INA] "Sampai jumpa besok"
Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang
 [JAP] Irasshaimase!
[INA] "Selamat datang!"

--> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)

 
[JAP] Itekimasu!
[INA] "Berangkat sekarang!"

--> (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)

 
[JAP] Iterasshai
[INA] "Hati-hati di jalan"

--> (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk "Itekimasu")

 
[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] "Terima kasih atas makanannya"

--> (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)

 
[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal] "perjamuan/hidangan sudah selesai"

--> (seperti "Itadakimasu", kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)

 
[JAP] Kimochi...!
[INA] [literal] "perasaan/isi hati"

--> (kata ini umum diucapkan jika Anda merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. Jika Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa udara di sana nyaman, maka kata ini bisa Anda gunakan untuk menjelaskannya. ^^ )







...

- Copyright © Halaman Kijo - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -