Popular Post

Posted by : allan's daily Sabtu, 04 September 2010

BAB 1









Sudut Pandang Erin......

          Hari itu bener-bener suram. Di Rumah Gue jl.Buah Batu no.16 Bandung, banyak banget orang yang hilir mudik mengucapkan bela sungkawa. Mungkin ini dikarenakan bendera kuning yang tertancap di depan rumah. Nyokap gue meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Itu terjadi baru tadi pagi. Orang yang gue panggil "ibu" itu, memaksa menjemput gue  dari sekolah dengan mobil yang susah payah Ia dapatkan. Dan.. ia malah kecelakaan terus meninggal dunia. Gue sempet bicara dengannya waktu ia masih di UGD. Lalu dengan entengnya Ia cuma bilang.
                     " Ini Sih gak masalah. hehehe. kamu harus bisa jaga diri" hal yang nggak perlu Ia bilang gue juga udah tau.           

          Pemakaman berlangsung dengan hikmat. Gue melihat dengan jelas jenazah nyokap di kebumikan. hati gue teriris, menjerit seakan nggak rela melepas jenazah itu pergi. Tetapi setetes airmata pun tak kunjug keluar ari pelupuk mata gue. Hanya berdiam melihat prosesi itu dilaksanakan. Tanpa sadar semuanya udah selesai. Dan sekarang gue bener-bener sendirian. Diri ini duduk di sofa ruang tamu. Menunggu seseorang yang dengan suka rela mau megadopsi gue. Karena sekarang gue bener-bener sendirian. Sebelum ini, bokap gue meninggal dunia pada saat gue berumur 12 tahu karena sakit. Di dunia fana ini, gue sendirian.
                   " Rumah ku terlalu kecil. kalian tahu kan?" Sela salah satu saudara gue. Kelihatannya Ia keberatan banget gue tinggal dirumahnya.
                   " Hei... kalo di rumahku udah ada lima orang anak! nggak mungkin di tambah lagi kan? mau tidur dimana dia" kata seseorang lagi. Gue sih ngerti, keapa mereka semua nggak mau menerima gue. setiap orang unya masalah. dan sebenernya gue nggak mau ngebebanin mereka. Apalagi hubungan gue dan mereka nggak terlalu deket. selama ini gue cuma tinggal berdua sama 'ibu'. Dan mereka sama sekali nggak mau jengukin gue ama 'ibu' waktu dulu. 'ibu' memang nggak bisa akrab sama saudara ayah.
                   "ok-ok.. tadi saya mendapatkan kabar dari Rika, saudara satu-satunya almh.Tina yang ada di Jakarta. Katanya mereka bersedia merawat Erin disana. Kamu mau kan Rin tinggal di Jakarta?" Tanya Om Ridwan, kakaknya ayah. Cuma orang ini yang gue kenal diantara saudara-saudara ayah yag lainnya. Om Ridwan emang baik dan selalu mampir untuk ngeliat keadaan gue dan 'ibu'. Gue mengangguk pelan tanda setuju. Hanya itu yang mampu gue lakukan untuk menjawab om Ridwan. Bener-bener nggak mampu ngomong apa-apa lagi. Terserah jadinya mau gimana...

Erina Amrosia

Ternyata omongan om Ridwan nggak main-main. esoknya gue langsung dianterin om ridwan ke Jakarta. Rumah ang di bandung sementara di kosongin dulu sampe gue balik lagi kesana. Rasanya nggak enak juga kalo begini. Nggak enak kalo numpang di rumah orang. Apalagi orang uang belum gue kenal dengan baik.
          "Er.. kamu bakal tinggal di rumahnya om yanto. suaminya tante Rika. tante rika itu adik angkat ibu kamu." jelas om Ridwan saat di perjalanan.
          "mereka kok mau ngadopsi saya om? kan saya nggak punya hubungan darah sama tante Rika."
          "soalnya, tante Rika itu berhutang budi banget sama almh.ibu kamu. tante Rika itu yaim piatu, dan yang mengadop tante rika dulu ya almh.ibunu. almh.ibumu mengurus semua biaya pendidikan tante Rika sekaligus semua keperluannya. Ah, kejadian itu sebelum kamu lahir. kemarin juga kan tante rika ke bandung untuk melayat. cuma kamu lagi tidur. jadi nggak bisa ngeliat tante rika and keluarganya deh.." jelas m ridwan sekali lagi. gue emang nggak tau banyak tentang saudara gue yang dari 'ibu'. setau gue malah 'ibu' ggak punya saudara.
               setelah 3 jam perjalanan akhirnya gue sampai juga di kediaman tante Rika. Tapi aneh, yang ada di hadapan gue sekarang adalah bangunan toko yang di etalasenya memajang baju-baju remaja yang keren abis. emang sih, om ridwan pernah bilang kalo tante punya usaha dibidang busana. tapi gue nggak nyangka kalo rumahnya ada di dalem toko begini. Gue dan om ridwan memasuki toko yag di display sempurna itu. kami menaiki anak tangga unik di belakang kasir. su penjaga kasir tersenyum menyambutku dan om ridwan. ternyata rumah induk memang ada di lantai 2. ketika om ridwan membuka pintu coklat besar berukir itu terlihatlah wanita separuh baya menyambut kami.
               "akhirnya dateng juga.." wanita itu tersenyum ramah. untuk ukuran ibu-ibu, wanita ini cantik banget. kalo dilihat dari face sih, mirip banget sama cut mini. gue tersenyum melihat wanita itu.


ke post selanjutnya...
yohoho

{ 1 komentar... read them below or add one }

- Copyright © Halaman Kijo - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -